Perkembangan
Teori Manajemen dan Fungsi Manajemen
Teori manajemen mengalami perkembangan dari masa ke masa, mulai dari teori manajemen ilmiah hingga teori manajemen modern. Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah ini anatara lain, F.W. Taylor, Frank dan LIlian Gilbreth, H. Gantt, dan H. Emerson. Teori manajemen ilmiah menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas apapun, dan untuk menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja. Tujuannya adalah kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Teori manajemen ilmiah ini berkembang pada tahun 1870 hingga 1930. Pada kisaran tahun 1900-1940, muncul teori organisasi klasik. Teori ini memiliki empat prinsip dasar untuk mencapai sistem pembagian kerja dan wewenang yang optimal. Yang pertama adalah adanya spesialisasi berdasar pada sasaran tugas. Kemudian, pekerjaan yang memerlukan suatu proses tertentu dikumpulkan menjadi satu. Selanjutnya, spesialisasi menurut klien. Yang terakhir adalah pekerjaan yang dilakukan di daerah geografis yang sama dikumpulkan menjadi satu. Setelah teori organisasi klasik, muncul teori hubungan manusiawi pada tahun 1930. Para tokoh teori manajemen ini adalah Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo Munsterberg. Teori yang muncul paling terakhir adalah teori manajemen modern pada tahun 1940. Hingga saat ini, teori ini yang masih digunakan. Tokoh-tokoh dari teori manajemen ini adalah A. Maslow, C. Argyris, D. McGregor, E. Schien, D. McCleland, R. Blake & J. Mouton, E. Dale, dan Peter Drucker.
Untuk mengetahui
secara jelas perbedaan pemikiran tokoh-tokoh teori manajemen dari masa ke masa,
berikut adalah uraian teori manajemen berdasarkan pemikiran tokoh dari
tiap masanya.
Teori Manajemen Ilmiah (1870-1930)
Salah satu
tokoh teori manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor. Taylor adalah
manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah satu tokoh terbesar
manajemen. Beliau dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah. Berdasarkan
penelitian dan analisisnya, ditetapkan beberapa prinsip baru yang menggantikan
prinsip lama, yaitu sistem trial and error. Kesimpulan dari
penelitiannya adalah perusahaan akan mendapat hasil yang memuaskan apabila
pekerjaan yang akan dilaksanakan direncanakan dengan memperhatikan segi
teknologi maupun pelaksananya (manusia).
Terdapat tiga
makalah yang merupakan hasil pemikiran Taylor tentang teori manajemen,
yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, danTestimony
before The Special House Committee. Ketiga makalah tersebut diterbitkan
menjadi sebuah buku dengan judul Scentific Management.Berdasarkan
bukunya, Scientific Management, terdapat empat prinsip yang
dirumuskan Taylor :
1.
Menghilangkan sistem coba-coba dan menggantinya dengan
metode ilmu pengetahuan di setiap kegiatan manajemen.
2.
Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu.
Langkah selanjutnya adalah memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3.
Pekerja harus menerapkan ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan pekerjaannya.
4.
Antara pimpinan dan pekerja harus terdapat kerjasama
yang baik.
Terdapat
beberapa penelitian dan observasi yang dilakukan oleh Taylor, di antaranya
adalah studi gerak dan waktu (time and motion study). Dalam study ini,
seorang manajer harus mampu menentukan hal yang terbaik dalam pengerjaan suatu
tugas melalui penganalisaan, observasi, dan serangkaian percobaan. Percoban
yang dilakukan Taylor adalah mencari berat terbaik untuk muatan skop supaya
hasil yang didapat maksimal dan pengerjaannya dapat dilakukan dengan mudah.
Selain itu,
Taylor juga mengembangkan suatu observasi yang disebut organisasi
fungsional. Organisasi fungsional ini terbagi menjadi dua, yaitu perencanaan
dan pelaksanaan. Pada perencanaan, manajer dibagi dalam beberapa kategori
dengan nama route clerk, instruction card clerk, dan time
and cost clerk. Sedangkan dalam tahap pelaksanaan, dikenal manajer dengan
nama gang boss, speed boss, repair boss, dan inspector.
Sementara itu, di pabrik dikenal dengan nama disciplinarian. Taylor
juga mengembangkan teori yang dikenal dengan nama The Taylor
Differential Rate System. Teori ini mengenai upah per potong minimum dan
upah per potong maksimum. Maksud dari penetapan ini adalah untuk memotivasi
karyawan supaya dapat bekerja maskimal. Upah per potong minimum diberikan
kepada pekerja yang menghasilkan sama dengan standar atau di bawah standar.
Sementara itu, upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja yang
menghasilkan di atas standar.
Teori Organisasi Klasik (1900-1940)
Salah satu
tokoh teori organisasi klasik adalah Henry Fayol (1841-1925). Fayol
mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai dasar pengelolan organisasi
yang kompleks. Hal ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration
Industrielle et General (General and Industrial Management). Fayol dan
Taylor mengemukakan hal-hal yang sama dimana prinsip-prinsip manajemen tertentu
harus dipelajari oleh baik manajer maupun karyawan. Akantetapi, fayol
lebih menitik beratkan kepada manajer tingkat bawah, sementara Taylor kepada
manajer tingkat menengah dan atas.
Dalam teori
menurut Fayol, manajemen dibagi ke dalam lima unsur, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Selain
kelima unsur tersebut, Fayol membagi enam kegiatan manajemen, yaitu teknik
produksi dan manufakturing produk, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi,
dan manajerial.
Berikut ini adalah 14 prinsip manajemen menurut Fayol
:
1. Devision of Work (spesialisasi dalam pekerjaan). Dengan adanya spesialisasi akan
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2. Authority and Responsibility (Kewenangan dan tanggungjawab). Kewenangan adalah hak untuk memberi
perintah dan kekuasaan untuk dipatuhi. Wewenang dibagi menjadi dua, yaitu
wewenang personal dan wewenang offisial. Wewenang personal bersumber pada
intelegensi, pengalaman nilai moral, kesanggupan untuk memimpin.
Sementara itu, wewenang offisial adalah wewenang resmi yang diterima dari
atasannya.
Tanggungjawab adalah tugas dan fungsi yang harus
dikerjakan.
1.
Dicipline (Disiplin).
2.
Unity of Command (Kesatuan Instruksi). Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari satu
atasan. Hal ini untuk menghilangkan saling lempar tanggung jawab.
3.
Unity of Direction (Kesatuan Pengarahan). Kegiatan dengan tujuan sama harus diarahkan
oleh satu orang yang sama.
4.
6. Subordination of Individual
Interest to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan
bersama atau organisasi.
1.
Renumeration. Gaji pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan.
2.
Centralization (Pemusatan).
3. Scalar Chain (Garis Wewenang). Alur komunikasi yang bermula dari dan kembali ke
kekuasaan terakhir.
4. Order. Setiap orang seharusnya ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya.
5.
Equity (Kesamaan). Persamaan perlakuan dalam organisasi kepada pekerja perlu
dilakukan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
6.
Stability of Tonure of
Personel. Pekerja memerlukan adaptasi dalam pekerjaan barunya.
Seorang pekerja yang sering mengalami perubahan pekerjaan dalam suatu
organisasi akan mengalami hambatan karena perlunya proses adaptasi. Hal ini
tentu akan menurunkan produktivitas organisasi.
7.
Initiative (Inisiatif). Setiap bawahan perlu diberi kekuasaan dan kebebasan
dalam berpendapat, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
8.
Esprit the Corps. Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu
memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yagn
tercermin dalam semangat korps.
Hubungan Manusiawi /Neo Klasik (1930-1940)
Teori ini lahir
karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi seperti yang
diharapkan. Teori ini melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi
dan psikologi. Salah satu tokoh teori hubungan manusiawi adalah Hugo
Munsterberg.
Hugo Munsterberg (1863-1916)
Hugo merupakan
Bapak psikologi industry. Bukunya Psychology and Industrial Efficiency menguraikan
bahwa diperlukan tiga hal untuk mencapai produktivitas, yaitu
penemuan best possible person, penciptaan best possible
work, dan penggunaan best possible effect.
Manajemen Modern (1940-sekarang)
Tokoh manajemen
pada masa ini adalah Douglas McGregor yang terkenal dengan teori x dan y. Teori
xy ini merupakan salah satu teori perilaku. Teori xy ini diungkap
McGregor dalam bukunya, The Human Side Enterprise. Dalam buku ini,
diuraikan para manajer /pemimpin organisasi memiliki dua jenis pandangan
terhadap para pegawai/karyawan yaitu teori x atau teori y.
Menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa
orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
1.
Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika
mungkin berusaha menghindarinya.
2.
Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka
harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan.
3.
Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan
mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu terjadi.
4.
Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor
lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Untuk menyadari
kelemahan dari asumsi teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori lain
yang dinamakan teori Y. Secara keseluruhan asumsi teori Y mengenai manusia
adalah sebagai berikut:
1.
Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat
memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada
perbedaan, keadaan sama-sama menyenangka.
2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu
tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3.
Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan
persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan.
4.
Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan
social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat
kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam
bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber :
·
Slide “Manajemen Sebuah Pengantar”, Subagyo,
subagyo.staff.ugm.ac.id
·
“Perkembangan Teori Manajemen”, sulistining.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7150/Bab+2.pdf
0 komentar:
Posting Komentar