Minggu, 22 September 2013

BAB 4


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Tujuan pengambilan keputusan :
1. Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah, dan efisien.
2. Pemecahan masalah atas kendala yang terjadi dalam organisasi (yang sering   kali bersifat kontradiktif).


DASAR-DASAR DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :

1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan :
a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan

5. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c.pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ada lima faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu :
1.      Posisi/kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut :
·      Letak posisi : dalam hal ini apakah  sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
·      Tingkatan posisi : dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.


2.      Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi dalam dua jenis,yaitu :
·      Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
·      Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.

Selain di atas, masalah dapat pula dibagi menjadi berikut :
·       Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
·       Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.

3.      Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
·      Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
·      Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.

4.      Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.

5.      Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.


Pendapat lain mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu :

1.    Keadaan intern organisasi
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di dalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.

2.    Keadaan ekstern organisasi
Keadaan ekstern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi antara lain meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya.
Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi ekonomi, jika keputusan tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi.  Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan.

3.    Tersedianya informasi yang diperlukan
Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperJukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik.
Sifat-sifat informasi :
     Akurat, artinya informasi harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
     Up to date, artinya informasi tersebut harus tepat waktu.
     Komprehensif, artinya informasi harus dapat mewakili.
     Relevan, artinya informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan diselesaikan.
     Memiliki kesalahan baku kecil, artinya informasi itu memiliki tingkat kesalahan yang kecil.


4.    Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan meliputi: penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.
Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga mewarnai tepat­ tidaknya keputusan yang diambil.  Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.




JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
2. Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
3. Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah suatu berkaitan dengan persoalan yang sudah diketahui sebelumnya, keputusan ini menggunakan teknik dan standar tertentu dalam menangani urusan rutin dan dapat diprogram secara otomatis. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
4. Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram adalah persoalan baru (tidak diketahui sebelumnya), parameter rumit (tidak tersedia), mengandalkan intuisi dan pengalaman, tidak melibatkan permasalahan rutin yang memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang ada.
keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh : Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

Selain di atas, terdapat tipe-tipe pengambilan keputusan,yaitu :
1.      Tipe Ketergantungan (The Defensive Type), tidak mempunyai pendirian yang tegas dan hanya tergantung pada orang lain.
2.      Tipe Exploitatif (The Exploitative or Aggressive Type), mengeksploitasi orang lain.
3.      Tipe Tabungan (The Hoarding Type), “menabung” idenya sendiri untuk memperkuat posisi dan tidak mau membagikan kepandaian kepada orang lain.
4.      Tipe Pemasaran (The Marketing Type), pengambilan keputusan yang “menjual” atau pamer terhadap idenya.
5.      Tipe Produktif (The Productive Type), adanya kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan serta pandangan yang jauh ke depan. Penuh inisiatif dan kreatif.






eprints.undip.ac.id/.../Pengambilan_Keputusan_-_AYUN_SRIATMI.pdf
www.masjono.netne.net/tpk/pertemuan4.pptx

Related Posts:

  • BAB 6 KOORDINASI PENGERTIAN KOORDINASI Koordinasi atau dalam bahasa Inggris coordination, berasal dari bahasa latin, yakni cum yang berarti berbeda-beda, dan ordinare yang berarti penyusunan atau penempatan … Read More
  • BAB 3 DASAR-DASAR PERENCANAAN A.  Perencanaan, Manajemen, dan Administrasi Perencanaan  Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan it… Read More
  • BAB 5 Normal 0 false false false EN-US JA X-NONE STRUKTUR ORGANISASI Pengorganisasian a… Read More
  • lanjutan BAB 4 JENIS MASALAH DAN KEPUTUSAN Masalah yang Terstruktur dan Keputusan yang Terprogram Masalah yang terstruktur adalah masalah pada umumnya, terus terang dan jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya. Ke… Read More
  • BAB 4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternat… Read More

0 komentar:

Posting Komentar