KEPERCAYAAN
PENGERTIAN
KEPERCAYAAN
Kepercayaan
adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu
keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-
orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Kepercayaan
adalah pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan membohongi dan
mengecewakan anda. Sangat dibutuhkan dalam berbagai macam hal. Mulai dalam
berbisnis, dalam masyarakat, keluarga, organisasi dan lainnya. Kepercayaan akan
tumbuh ketika adanya keakraban juga pengalaman. Tidak mungkin kepercayaan akan
diberikan begitu saja kepada orang yang tidak dikenal. Kepercayaan juga modal
yang sangat besar untuk memulai atau melanjutkan suatuhubungan antar individu
atau organisasi. Suatu kerja sama akan berlanjut karena kepercayaan.
Sebaliknya, karena ketidak-percayaan maka hubungan akan terputus.Kenapa
seseorang menjadi dipercaya?
Karena
ketulusan dan kejujurannya, bukan karenakemampuannya. Pada awalnya kemampuan
menimbulkan kepercayaan, tetapi pada akhirnya kembali dipertanyakan apakah
kemampuan seseorang dilandasi dengan kejujuran dan ketulusannya?
Jika
tidak, maka tidak ada gunanya lagi bekerja sama dengan orang yang mampu tetapi
tidak jujur.Hubungan dan kerja sama antar individu atau organisasi hendaknya
bertujuan membina hubungan jangka panjang, bukan jangka pendek. Hubungan yang
terbina dalam jangka panjang adalah hasil dari kepercayaan. Seandainya
kepercayaan seseorang sudah diragukan, maka secara perlahan-lahan hubungan akan
mulai terputus.
Untuk
bisamembuktikan bahwa seseorang dipercaya, maka berilah dia kesempatan memegang
uang dan kekuasaan. Bila dia jujur dan tulus, maka dia dapat dipercaya.
Bila dia melenceng menggunakan uang dan kekuasaan, maka dia tidak dapat
dipercaya.
KEPERCAYAAN
MENURUT PARA AHLI
Menurut
Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan
perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang
baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu
pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa
pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya,
terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang
dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut
Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan
seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai
dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Kepercayaan
terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang
yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Doney
dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan
didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight,
Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa
kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama
lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada
kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut
Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks
yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi
tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja
internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap
kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet,
didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan
konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
1. Kepercayaan
dan Kepemimpinan
Kepercayaan
sangat menentukan keberhasilan koordinasi suatu pekerjaan adalah datang dari
seorang pimpinan unit pada karyawannya. Atau sebaliknya kepercayaan karyawan
terhadap pimpinannya.
Menurut
Robbins et al. dalam bukunya berjudul “Management” (2000), para peneliti telah
menemukan lima komponen dari suatu kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya,
yaitu:
- Integritas, menuju
pada kejujuran dan nilai kebenaran sang pimpinannya. Dari lima dimensi
tersebut, dimensi ini tampak paling penting ketika seseorang menilai sifat
dapat dipercaya atas pihak lain ‘’ tanpa pemahaman akan karakter moral dan
kejujuran dasar” orang lain, dimensi kepercayaan lain tidak ada artinya.
- Kompetensi, dimana
sang pimpinan memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis dan hubungan
antarpersonal. Anda harus mempercayai sesorang yang empunyai keterampilan dan
kemampuan untuk menjalankan apa yang ia katakan dan dilakukannya.
- Konsistensi, yakni
dapat diandalkan, kemampuan memrediksi, dan mengatasi setiap persoalan.
- Loyalitas, dimana
sang pimpinan memiliki keinginan kuat melindungi dan menjaga karyawannya.
-
Keterbukaan, dimana pimpinan tidak segan berbagi gagasan dan informasi
dengan bebasnya.
Kouzes
& Posner menyimpulkan bahwa yang paling utama dalam sifat pemimpin adalah
kejujuran berdasarkan penelitiannya dengan 20.000 responden yang ada
di 4 benua.
Anda
jangan mengharapkan dipercaya atau diangkat menjadi pemimpin jika seseorang
yang mengangkat mu sudah mengetahui anda tidak memiliki kejujuran. Sekali anda
tidak jujur, seumur hidup orang tidak akan mempercayaimu. Sangat sulit
dibayangkan seseorang diangkat sebagai pemimpin yang sudah tidak dipercaya oleh
pengikut atau bawahannya. Oleh sebab itu esensi kepemimpinan adalah
kepercayaan.
Jelas
sekali bahwa jika kita bersedia mengikuti seseorang, kita semula ingin
meyakinkan diri bahwa pemimpin tersebut dapat layak memperoleh kepercayaan.
Kita ingin tahu bahwa pemimpin tersebut tulus, etis, dan berprinsip. Kita ingin
sepenuhnya yakin tentang integritas pemimpin kita.
Kepercayaan
akan datang dengan sendirinya, sesuai dengan sikap yang seseorang. Kepercayaan
mudah sekali luntur. Sekali saja berbohong maka akan sulit untuk dipercaya
lagi, bahkan sampai diberi label pembohong. Maka untuk mendapatkan kepercayaan
bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang lama.
Pimpinan
unit berperan sebagai seorang pemimpin di unitnya. Sekaligus dia sebagai
supervisor, konselor, dan manajer. Dia harus peka dan responsif terhadap apa
yang dikehendaki karyawannya. Para karyawan akan mempercayai pimpinannya kalau
saja sang pimpinan mau menjadi pendengar yang baik. Dia harus selalu siap
ketika karyawan akan berkonsultasi masalah apapun dengannya. Siap membuka pintu
kantornya untuk mendengar segala keluhan karyawan. Lalu ditindaklanjuti dalam
bentuk tindakan nyata dan hindari banyak janji pada karyawan. Jika pemimpin
tidak dapat dipercaya maka organisasi akan hancur.
2. Tiga Jenis
Kepercayaan
Dalam
hubungan organisasi ada tiga, yaitu:
1). Kepercayaan
berbasis pada kekuatan akan berfungsi hanya pada tingkat bahwa
hukuman itu mungkin, konsekuensi nya jelas dan hukuman sesungguhnya dijatuhkan
jika kepercayaan dilanggar. Lebih dari itu potensi kerugian dari interaksi masa
depan dengan pihak lain harus berimbang dengan potensi yang diperoleh dari
melanggar pengharapan. Terlebih lagi pihak yang berpotensi dirugikan harus mau
memperkenalkan ancaman pada orang yang melanggar kepercayaan tersebut.
Contoh
dari kepercayaan berbasis kekuatan adalah hubugan manajer dengan karyawan baru.
Sebagai karyawan, anda umumnya percaya pada bos baru walaupun sedikit saja
pengalaman yang bisa menjadi landasan bagi kepercayaan anda. Ikatan yang
menciptakan kepercayaan terletak pada wewenang yang ditanggung oleh bos dan
hukuman yang dapat dijatuhkannya jika anda gagal memenuhi kewajiban-kewajiban
yang berhubungan dengan pekerjaan anda.
2). Kepercayaan
berbasis pada pengetahuan sebagian besar hubungan organisasi
berakar pada kepercayaan berbasis pengetahuan. Kepercayaan yang didasarkan pada
predictabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi kepercayaan itu
ada jika anda memiliki informasi yang memadai tentang seseorang sehingga anda
memhami bahwa mereka cukup mampu memperkirakan secara tepat perilaku mereka.
Kepercayaan
ini mengandalkan informasi dan bukannya ketakutan. Pengetahuan pihak lain
tentang predictabilitas tentang perilakunya menggantikan kontrak hukuman dan
kesepakatan hukum yang lazim yang terdapat pada kepercayaan berbasis ketakutan.
Pengetahuan ini berkembang dari waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari
pengalaman yang membangun kepercayaan akan sifat dapat dipercaya dan
predictabilitas. Semakin baik anda mengenal seseorang semakin akurat anda dapat
memperkirakan apa yang dia lakukan.
Yang
menarik, pada tingkat berbasiskan pengetahuan, kepercayaan tidak perlu rusak
oleh perilaku yang tidak konsisten. Jika anda yakin, anda dapat menjelaskan
secara memadai atau memahami pelanggaran oleh pihak lain yang tampak dari
pihak, anda dapat menerimanya, memaafkan itu, dan terus mempertahankan hubungan
itu. Akan tetapi, inkonsistensi yang sama pada tingkat ketakutan mungkin secara
permanen menghancurkan kepercayaan.
3). Kepercayaan
berbasis pada identifikasi tingkat kepercayaan paling tinggi
dicapai bila terdapat hubungan emosional antara dua pihak. Hal itu kemungkinan
satu pihak bertindak sebagai agen bagi pihak lain dan menggantikan orang itu
dalam transaksi interprasional. Ini disebut kepercayaan berbasis identifikasi.
Kepercayaan ini ada karna masing-masing pihak saling memahami maksud
masing-masing dan menghargai keiginan pihak lain. Pengertian ini berkembang ke
titik dimana masing-masing pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lain.
Pada tingkat ini terdapat tingkat kendali minimal. Anda tidak perlu memantau
pihak lain karena terdapat loyalitas yang tidak perlu dipertanyakan.
Contoh
dari kepercayaan berbasis identifikasi adalah pasangan suami istri yang telah
lama menikah dan hidup berbahagia. Suami mempelajari apa yang penting bagi
istrinya dan mengantisipasi tindak-tindakan itu. Pada giliran isteri percaya
bahwa suami akan mengantisipasi apa yang penting baginya tanpa harus meminta.
Peningkatan identifikasi memungkinkan masing-msing pihak berfikir seperti yang
lain, merasa seperti yang lain, dan menanggapi seperti yang lain.
SUMBER
:
Robbins,
Stephen. 2006. Perilaku Organisasi
Edisi 10. Klaten: Indeks Gramedia
Usman,
Husaini. 2011. Manajemen Teori
,Praktek,dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar