MOTIVASI
Pengertian
Motivasi
Motivasi
sangat penting dalam meningkatkan kinerja seseorang, karena kinerja seseorang
tergantung dari motivasi, kemampuan, dan lingkungannya. Motivasi seseorang
ditentukan oleh intensitas motifnya. Dalam hal memotivasi bawahan, seorang
manajer berhadapan dengan dua hal yang mempengaruhi orang dalam bekerja, yaitu
kemampuan dan kemauan. Kemauan dapat diatasi dengan pemberian motivasi,
sedangkan kemampuan dapat diatasi dengan mengadakan diklat. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kinerja manusia yang tampak dipengaruhi oleh fungsi
motivasi dan kemampuannya.
Motivasi
adalah upaya membangkitkan keinginan seseorang atau kelompok sehingga ia atau
mereka melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk memcapai tujuan
yang telah ditetapkan. Motivasi mempunyai beberapa unsur penggerak, yaitu:
1. Situasi
motivasi
Situasi
motivasi menjelaskan tentang perlunya suasana hubungan, baik formal ataupun
informal, antara pihak yang memotivasi dan pihak yang dimotivasi. Hubungan ini
pada dasrnya adalah komunikasi. Komunikasi akan efektif apabila terjadi
interaksi antara motivator dan pihak yang dimotivasi, adanya pesan, dan umpan
balik yang bermakna. Situasi motivasi hendaknya kondusif agar pihak yang
dimotivasi dapat menggunakan dorongan yang ada dalam dirinya untuk melakukan
kegiatan guna mencapai tujuannya.
2. Upaya
motivasi
Upaya
memotivasi mencakup kegiatan menarik, mendorong, membimbing, dan mengarahkan
dorongan yang terdapat pada diri orang-orang yang dimotivasi supaya mereka
melakukan tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Kegiatan
yang bertujuan
Unsur
ini mencakup kegiatan, perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh pihak yang
dimotivasi agar terfokus pada pencapaian tujuannya. Agar kegiatan itu dapat
mencapai tujuan, maka tujuan tersebut harus dipahami, diyakini, dan dimiliki
dengann penuh tanggung jawab.
Jenis
motivasi
Jenis
motivasi dapat dipandang dari segi dasar pembentukan, sumber, dan sifatnya.
Dari segi dasar
pembentukannya, motivasi
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertama motivasi bawaan yang dibawa sejak
lahir, seperti dorongan untuk makan minum bila merasa haus dan lapar, juga
dorongan untuk beristirahat. Kedua adalah motivasi yang dipelajari, yaitu
motivasi yang timbul setelah seseorang mempelajari keadaan diri sendiri
atau keadaan lingkungan.
Dari segi
sumbernya, motivasi
terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
timbul dari setiap individu, seperti kebutuhan, kemauan, minat, dan harapan
yang terdapat pada diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya stimulus (rangsangan)
dari luar lingkungannya.
Dilihat dari
sifatnya, motivasi
mencakup motivasi yang memberi harapan, menyadarkan, dan upaya paksaan.
Motivasi yang sifatnya memberi harapan yaitu motivasi yang mendorong atau
merangsang harapan, kebutuhan, dan keinginan seseorang atau kelompok untuk
melakukan sesuatu. Motivasi yang bersifat menyadarkan yaitu motivasi yang
bersifat ajakan sehingga seseorang atau kelompok melakukan kegiatan yang harus
dikerjakan. Dalam melaksanakan jenis motivasi ini, pelaksanaannya terdiri dari
beberapa tahapan kegiatan, yaitu menarik perhatian, menggugah hati,
membangkitkan keinginan, menyakinkan, dan menggerakkan kegiatan. Sedangkan
motivasi yang bersifat paksaan yaitu upaya motivasi yang sifatnya memberi
sanksi kepada sasaran yang dimotivas, seperti sanksi administratif, fisik,
sosial, dan psikologis.
Fungsi
motivasi
·
Sebagai
pendorong : Sebagai pendorong seseorang atau kelompok yang dimotivasi
mengandung arti bahwa untuk melakukan suatu tugas atau kegiatan, seseorang atau
kelompok sering harus dimotivasi karena tidak setiap orang mau melakukan
kegiatan walapun ia tahu bahwa kegiatan tersebut bermanfaat bagi dirinya,
organisasi, dan lingkungannya.
·
Penentu
arah kegiatan : Sebagai arah penentu kegiatan, motivasi dilakukan untuk
menjaga dan meluruskan kegiatan yang telah ditetapkan sehingga oarang yang
dimotivasi tetap melaksanakan kegiatan tersebut sebagaimana seharusnya
dilakukan.
·
Penyeleksi
kegiatan atau perbuatan pihak yang dimotivasi : Sebagai penyeleksi
perbuatan, motivasi dilakukan karena terlalu banyak aktivitas yang terkadang
menyebabkan seseorang sulit menentukan aktivitas mana yang harus diprioritaskan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan
motivasi
Tujuan
motivasi mencakup tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan
umum :
· memberikan
dorongan kepada seseorang atau kelompok untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan.
· motivasi
bertujuan untuk membangkitkan keinginan seseorang atau kelompok supaya berbuat
sesuai dengan yang dikehendaki.
Tujuan khusus :
· menumbuhkan
dorongan pada diri seseorang atau kelompok untuk melaksanakan tugas atau
kegiatan dalam upaya mencapai tujuan organisasi dan membangkitkan kemauan,
keinginan, dan harapan pada diri pihak yang dimotivasi sehingga ia dapat
melakukan kegiatan sebagaimana yang dikehendaki oleh motivator.
Aspek-Aspek
yang Dimotivasi
Motivasi
mendorong aspek-aspek rohaniah dalam melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Aspek-aspek rohaniah tersebut adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, dan kata
hati. Dengan kata lain, yang dimotivasi itu adalah potensi diri dari pihak yang
dimotivasi dan mencakup cita, rasa, dan karsanya.
Dalam
buku Manajemen Program Pendidikan (D. Sudjana S., 2004: 153-156) Etheridge
mengemukakan bahwa aspek-aspek psikis yang dimotivasi itu meliputi drive
(dorongan atau desakan dari dalam diri manusia), stimulation (rangsangan),
level of aspiration (tingkat harapan), goal-setting (tujuan yang ingin
dicapai), crises (krisis yang dialami), dan needs (kebutuhan).
-Dorongan
atau desakan
yang terdapat dalam diri manusia seperti rasa lapar dan haus merupakan potensi
yang mempengaruhi dan dapat mengarahkan tingkah laku. Potensi itu dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi dorongan tersebut sebagai upaya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu upaya motivasi adalah dengan
memberikan imbalan atau penghargaan terhadap kegiatan yang memenuhi dorongan
tersebut.
-Stimulus adalah rangsangan terhadap
pancaindera seseorang. Pancaindera merupakan sumber untuk memulai dan melakukan
aktivitas serta untuk meningkatkan perilaku pihak yang dimotivasi. Upaya
motivasi yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan menunjukkan dan menjelaskan
kepada ealaksanan program tentang makna dan manfaat kegiatan yang perlu
dilaksanakan. Upaya selanjutnya adalah membimbing pihak yang dimotivasi dalam
melakukan kegiatan sehingga tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan.
-Perilaku
seseorang
dalam mewujudkan harapannya akan menunjukkan tinggi rendahnya harapan orang
itu. Makin tinggi keberhasilan yang dicapai, pelaksanaan program akan makin
tinggi pula harapannya, serta cenderung akan makin meningkatkan upayanya untuk
mencapai keberhasilan yang lebih baik. Diantara upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan harapan pelaksana program adalah dengan membantu yang
bersangkutan sehingga berhasil dalam melaksanakan kegiatan yang harus
dilaksanakan dan dengan meningkatkan kepercayaan dirinya bahwa ia mampu dan
akan berhasil dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.
-Penentuan
tujuan yang
dilaksanakan seseorang akan memperkuat perilaku orang itu. Orang yang telah
menetapkan suatu tujuan yang hendak dicapai cenderung akan mengarahkan perilaku
untuk mewujudkan tujuan. Tujuan yang sederhana dapat dicapai dengan upaya yang
sederhana, sedangkan tujuan yang lebih kompleks akan menuntut upaya pencapaian
yang lebih tinggi. Demikian pula ketepatan seseorang dalam menentukan tujuan,
cenderung akan membantu orang itu dalam menentukan dan mengarahkan pelakunya
untuk mencapai tujuan.
-Masa
krisis dapat
menjadi pendorong atau pengarah perilaku. Bagi orang-orang yang berhasil
menemukan kesempatan dan tujuan baru dalam kehidupan dan menemukan pula
cara-cara memenuhinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki maka kemajuan dalam
kehidupan mereka akan tercapai.
-Kebutuhan dapat mendorong, menguatkan,
dan mengarahkan perilaku seseorang, baik untuk melakukan kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan maupun untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Maslow (1954)
tingkat kebutuhan dimulai dari kebutuhan yang paling rendah dan menuju
kebutuhan yang paling tinggi. Maslow mengemukakan lima macam kebutuhan, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk
diakui dan dihargai, serta kebutuhan pengembangan diri.
PRINSIP
MOTIVASI
Terdapat
beberapa Prinsip-prinsip untuk meningkatkan sebuah motivasi , yaitu :
1. Prinsip
partisipasi
2. Prinsip
komunikasi
3. Prinsip
mengakui andil bawahan
4. Prinsip
pendelegasian wewenang
5. Prinsip
memberikan perhatian timbal balik
6. Teknik
Motivasi
Beberapa
teknik memotivasi antara lain adalah berpikir positif, menciptakan perubahan
yang kuat, membangun harga diri, memantapkan pelaksanaan, membangkitkan orang
yang lemah menjadi kuat, dan membasmi sikap menunda-nunda.
Selain
itu, Verma (1996) memiliki teknik motivasi yang disebut dengan prinsip
MOTIVATE.
M =
Manifest, yang artinya membangkitkan rasa percaya diri ketika pendelegasian tugas.
O
= Open, yang artinya membangkitkan percaya diri ketika mendelegasikan tugas.
T =
Tolerance, yang artinya toleransi tehadap kegagalan, mau dan boleh belajar dari
kesalahan karena pengalaman adalah guru yang terbaik.
I =
Involve, yang artinya semua pihak terkait dalam pekerjaan (meningkatkan rasa
diterima dan komitmen).
V
= Value, yang artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik
(hadiah apa yang didapat dan bagaimana mendapatkannya).
A
= Align, yang artinya menyeimbangkan sasaran pekerjaan dengan sasaran individu
(orang-orang bersemangat mencapai kepuasan yang mereka inginkan).
T
= Trust, yang artinya kejujuran setiap anggota tim.
E
= Empower, yang artinya berdayakan setiap anggota tim sewajarnya (khususnya
dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaannya).
METODE
MOTIVASI
Malayu
S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah
sebagai berikut:
a.
Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi
langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari
raya, bonus dan bintang jasa.
b.
Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi
Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran
tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.
Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan
sejenisnya.
PROSES
MOTIVASI
Malayu
S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai
berikut :
1.
Tujuan
Dalam
proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2.
Mengetahui kepentingan
Hal
yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan
tidak hanya melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.
3.
Komunikasi efektif
Dalam
proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan
harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
4.
Integrasi tujuan
Proses
motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk
memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan
ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan
karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5.
Fasilitas
Manajer
penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
6.
Team Work
Manajer
harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai
tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan
biasanya terdapat banyak bagian.
MODEL-MODEL
MOTIVASI
1.
Model Tradisional
Model
tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar
melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer menggunkan sistem upah
insentif, semakin banyak mereka menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang
sempurna, semakin besar penghasilan mereka.
2.
Model Hubungan Manusiawi
Model
hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para
karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka
merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para
karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan
dalam menjalankan pekerjaannya.
3.
Model Sumber Daya Manusia
Model
Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka
ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi
juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas
manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang
saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai
tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai
dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.
PERSPEKTIF
TENTANG MOTIVASI
Perspektif
psikologi menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif
yang berbeda pula. Ada empat perspektif : behavioral, humanistik, kognitif dan
sosial.
a.
Perspektif Behavioral
Perspektif
behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam
menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristtiwa atau stimuli
positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku murid. Pendukung
penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau
kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat
dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.
Insentif
yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan
indikasi tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang atau pujian jika
mereka menyelesaikan suatu tugas dengan baik. Insentif lainnya antara lain
memberi penghargaan atau pengakuan pada murid – misalnya memamerkan karya
mereka, memberi sertifikat prestasi, memberi kehormatan, atau mengumumkan
prestasi mereka. Tipe insentif lainnya difokuskan pada pemberian izin kepada
murid untuk melakukan sesuatu yang spesial, seperti aktivitas yang mereka
inginkan, sebagai ganjaran atas hasil mereka yang baik. Insentif ini berupa jam
istirahat lebih, izin memainkan game di komputer, perjalanan, atau
bahkan pesta.
b.
Perspektif Humanistik
Perspektif
humanistik menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,
kebebasan untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan erat dengan
pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu
sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki
Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan
sebagai berikut :
· Fisiologis :
lapar, haus, tidur
· Keamanan
(safety) : bertahan hidup, seperti perlindingan dari perang dan kejahatan
· Cinta
dan rasa memiliki : keamanan (seurity), kasih sayang, dan perhatian dari
orang lain.
· Harga
diri : menghargai diri sendiri
· Aktualisasi
diri : realisasi potensi diri
Menurut
Maslow, misalnya, murid harus memuaskan kebutuhan makan sebelum merka dapat berprestasi. Aktualisasi
diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai
manusia.
c.
Perspektif Kognitif
Menurut
perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini
berfokus pada ide-ide motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi
mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama
persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan
mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
Jadi,
perspektif behavioris memandang motivasi sebagai konsekuensi dari insentif
eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal
seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif merekomendasikan agar
murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk mengontrol
prestasi mereka sendiri.
Perspektif
kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yang
mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang
termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia
mereka, dan memproses informasi secara efisien.
d.
Perspektif Sosial
Kebutuhan
afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain
secara aman, yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta
diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan
afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama
teman, kawan dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk
menjalin hubungan positif dengan guru.
TEORI
MOTIVASI
a. Teori Motivasi
Maslow
Teori
Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan
manusia sebagai berikut:
1. Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan
fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan
kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan
sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila
kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua
yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan
akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3.
Kebutuhan Sosial
Jika
kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan
muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan
dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik,
rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas
kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi
diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi
diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari
seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang
dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan
potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya.
Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan
tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih
pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih
dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai
mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini
bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang
memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi
tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila
suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi
motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi
walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku
hanya intensitasnya yang lebih kecil.
b. Teori Motivasi Prestasi dari Mc.
Clelland
Konsep
penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada
diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang
lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
1.
Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan
mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas
perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko
dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
2.
Kebutuhan afiliasi,
kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
3. Kebutuhan
kekuasaan,
kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang
lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba
menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain
terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
c. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori
motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang
dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai
perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional
mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar
teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo
dan Handoko (1996 : 87 )
a.
Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan
menghidarinya.
b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan,
diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan
organisasi.
c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung
jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa
anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku
manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh
pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab
dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan
dasar teori Y adalah :
a. Usaha fisik
dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau
istirahat.
b. Rata-rata
manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan
yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan
masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
d.
Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya
tujuan organisasi.
d. Teori Motivasi
dari Herzberg
Teori
motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering
disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat
mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau
ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut
bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah
prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok
faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja
justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja,
hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan
mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja.
Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor
ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
e. Teori ERG Aldefer
Teori
Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai
kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan
pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai
tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan.
Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan
karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi
manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih
tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin
karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama
manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan
memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG
Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu
guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
f. Teori Harapan –
Victor Vroom
Teori
ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan
suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari
keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang
karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia
meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu
penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti
bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan
pribadi karyawan tersebut.
g. Teori Keadilan
Teori
motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan
untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat
tukaran imbalan dari organisasi
h. Reinforcement theory
Teori
ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi. Sebaliknya
teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu
mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang dalam proses pembelajaran.
SUMBER
: